Sarjana. Titel yang diberikan kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliah nya, Empat tahun setengah sudah terasa sangat lama bagi ku untuk dapat merasakan gelar sarjana. Rasanya akan luar biasa bila akhir dari nama kita dapat ditambah tanpa harus menyembelih seekor kambing meski hanya tiga huruf. 23 Maret 2012 akhirnya waktu itu pun tiba, seluruh keluarga ku datang dari kampung. Di hari itu, Aku benar-benar melihat aura kebahagiaan terpancar dengan jelas dari wajah Umak dan Bapak ku. Jas hitam dipadu dengan kemeja putih dan celana dasar terlihat sangat pas di pakai Bapak. Sementara Umak terlihat sangat anggun dengan busana kebaya hijau cerah yang dipadu dengan kain songket dan hijab dengan warna yang serasi dengan kebayanya. Bapak sengaja menyewa mobil dari Lahat untuk memboyong keluarga demi menyaksikan anak tercinta nya diwisuda dengan penuh rasa bangga. Rona kebahagiaan terpancar jelas di wajahnya mungkin karena rasa bangga dalam dirinya. Rasa bangga akan putra tercintanya yang akhirnya dapat meraih pendidikan tinggi. Dalam hati aku pun terbesit, Bapak sungguh Ayah yang luar biasa, walaupun bapak SMA pun nggak tamat, tapi dengan kerja keras dan dengan penuh rasa tanggung jawab Bapak mampu menyekolahkanku sampai ke perguruan tinggi. Entah apa aku kelak mampu seperti Bapak.
1200 wisudawan yang telah resmi disematkan gelar dan tanggung jawabnya masing-masing. Suasana kebahagiaan terpancar jelas dari wajah mereka tatkala keluar dari ruangan dan disambut oleh teman, keluarga dan sahabat melalui ucapan selamat, dan ada juga yang sampai menghadiahkan seikat bunga tanda ucapan selamat. Kebahagiaan itu memang akan terasa lebih indah bila kita dapat membaginya bersama dengan orang-orang yang kita sayangi.
Kebahagiaan singkat itu akhirnya selesai. Yahh, bagiku perjuangan selama empat tahun setengah itu cukup ditutup dengan waktu setengah hari. Kini yang ada di benakku hanya apa yang bisa kulakukan setelah ini, sudah lebih dari cukup Bapak dan Umak memberikan ilmu, modal, petunjuk dan segala hal yang aku butuhkan untuk menjalani hidupku sendiri. Aku sengaja tidak langsung pulang kerumah sehabis diwisuda. Karena aku harus yakin, semuanya sudah lebih dari cukup untuk aku bisa menjalani kehidupanku tanpa membebani Bapak dan Umak. di benakku Aku harus bisa langsung kerja, aku akan pulang kalau sudah dapat kerja, aku nggak bisa diam di rumah menjadi pengangguran, dan berharap kerjaan itu datang ke desa yang berada di lereng perbukitan entah sampai kapan.