Selamat datang.........Ahlan Wa Sahlan..........Welcome....................!!!

Jumat, 29 April 2011

Andai andai Jeme Pagun (Cerita Rakyat Masyarakat Pagar Gunung)

Waktu kecil, kalian pasti senang sekali jika Ayah atau Ibu kita ataupun Nenek atau Kakek kita membacakan dongeng setiap kita akan tidur. Akan tetapi masih ingatkah kalian dengan dongeng-dongeng apa sajakah yang rutin dibacakan sebagai penghantar tidur kalian. Berikut ini adalah beberapa dongeng yang masih terngiang di ingatanku yang sering didongenkan oleh Nenekku sewaktu kecil. Sebenarnya dongeng-dongeng ini sudah jarang sekali terdengar di masyarakat sekitar tempat tinggalku, padahal ini adalah cerita turun-temurun dari nenek moyang kami yang akan sangat sayang sekali bila hilang begitu saja.
1. Batu Betangkup.


Batu betangkup adalah sebuah batu besar yang digambarkan memiliki lubang yang sempit di dalamnya yang bisa membuka dan menutup. Konon, Orang-orang sekitar Pagar Gunung menganggap batu ini merupakan batu yang akan menjadi tempat orang tuanya meninggal bunuh diri karena anaknya nakal. sampai sekarang anak-anak di daerah ini masih mempercayai sebuah batu besar yang berada di area persawahan di Desa Kupang, Pagar Gunung yang dianggap sebagai batu Betangkup yang sudah mati. dan ini biasanya menjadi sebuah peringatan bagi orang tua kepada anaknya bila nakal. Berikut dongengnya.

Di sebuah Dusun hiduplah sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ibu dan kedua anaknya. Sang ayah telah lama tiada. Kedua anaknya ini adalah anak-anak yang nakal, yang suka berkelahi diantara keduanya. Mereka juiga suka berbohong kepada Ibu mereka. Di suatu hari, desa dimana mereka tinggali mengalami kekeringan sehingga mereka sangat sulit untuk mencari makanan. Sang Ibu dan anak-anaknya sudah beberapa hari tidak makan, seehingga sang ibu pun menyuruh anak-anaknya untuk mencari makanan. Sang Ibu berkata, "Ude pule kaba hadue ni belage tulah ni, encakae pajuhan kapuh". Sang anak pun menjawab,"Au mak kami hadue kah encakae pajuhan, palah ude kite encakae pajuhan".
Kemudian si kedua anak itupun pergi mencari makanan, dan mereka pun mendapatkan belalang huse (Belalang Rusa) dan mereka makan berdua. Setelah pulang keduanya langsung bertemu ibunya dan menceritakan bahwa keduanya memperoleh Huse (Rusa) dan memakannya berdua. "Umak, kami tadi huleh huse, anye lah kami makan gale, aku tadi makan balunge sutek suhang kami balunge".
Sang ibu pun marah karena dikira sang Ibu sang anak memperoleh Rusa dan tidak membaginya dengan sang ibu. padahal kedua anak tadi memperoleh belalang huse (belalang rusa) bukan rusa. Akhirnya sang ibu pun marah, "Ude ame luk itu umak ke masuk ke batu betangkup saje". sang Ibu lalu berlari menuju batu betangkup dan masuk ke lubang batu betangkup tersebut. Seketika setelah sang Ibu masuk ke dalam, batu betangkup tersebut langsung tertutup dan sang Ibu hanya bisa mengeluarkan tangannya dari lubang kecil yang terdapat di lubang batu betangkup tersebut. kemudian sang anak berlari sambil menangisi ibunya dan terus memegangi tangan ibunya sampai tangan ibunya menjadi dingin dan kaku karena ibunya telah meninggal di dalam batu betangkup. Seleesai.........

2. Jambu Mbak Kulak (Lagi mikir, lah lupo dikit)

3 komentar: